Monday, October 3, 2011

Google Adsense

Apakah Google Adsense?

    Google Adsense adalah program penyedia iklan yang diterbitkan oleh google. Istilah Adsense bisa diartikan (Ad= Advertisment atau iklan) dan sense adalah penghasil uang, jadi arti lengkapnya adalah iklan yang menghasilkan uang

Makalah Pendidikan di Mesir

 BAB I
PENDAHULUAN


Pendidikan merupakan sesuatu hal yang mutlak ada dan harus dipenuhi dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat dimana pendidikan harus bertumpuh pada pemberdayaan semua komponen masyarakat melalui peran sertanya dalam mewujudkan
Sejarah modernisasi pendidikan di Mesir sangat lekat dengan gerakan pembaharuan Islam. Hal ini karenakan, sebagaimana ungkap Esposito, hampir seluruh pelaku-pelakunya adalah tokoh-tokoh pembaharu agama
Dalam makalah ini penulis membahas tentang pendidikan di negara mesir
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sejarah Pendidikan Di Mesir
Sejarah pendidikan di mesir ditandai dengan kedatangan Napoleon Bonaparte menguasai Mesir sejak tahun 1798 M. Ini merupakan momentum baru bagi sejarah umat Islam, khususnya di Mesir yang menyebabkan bangkitnya kesadaran akan kelemahan dan keterbelakangan mereka. Kehadiran Napoleon Bonaparte di samping membawa pasukan yang kuat, juga membawa para ilmuwan dengan seperangkat peralatan ilmiah untuk mengadakan penelitian.
Hal inilah yang membuka mata para pemikir-pemikir Islam untuk melakukan perubahan meninggalkan keterbelakangan menuju modernisasi di berbagai bidang khususnya bidang pendidikan. Upaya pembaharuan dipelopori oleh Muhammad Ali Pasya, kemudian diikuti oleh pemikir-pemikir lainnya.
Tokoh-Tokoh Pembaharuan Pendidikan Di Mesir
1.    Muhammad Ali Pasya
Beliau adalah seorang keturunan Turki, lahir di Kawalla Yunani pada tahun 1765 M., meninggal di Mesir pada tahun 1849 M. Sejak kecil ia membantu orang tuanya mencari nafkah sehingga tidak sempat masuk sekolah. Karena kecakapannya, beliau dipercaya oleh Gubernur Usmani dan kemudian masuk Dinas Militer dan berhasil menjadi perwira.
Setelah ekspedisi Napoleon Bonaparte, muncul dua kekuatan besar di Mesir yakni kubu Khursyid Pasya dan kubu Mamluk. Muhammad Ali mengadu domba kedua kubu tersebut, dan akhirnya berhasil menguasai Mesir. Rakyat semakin simpati dan mengangkatnya sebagai wali di Mesir.
Posisi inilah kemudian memungkinkan beliau melakukan perobahan yang berguna bagi masyarakat Mesir.
2.    Al-Tahtawi
Nama lengkapnya adalah Rifa’ah Badwi Rafi’, lahir pada tahun 1801 M. di Thahtha, dan meniggal di Kairo pada tahun 1873 M. Ketika berumur 16 tahun, ia pergi ke Kairo dan belajar di         al-Azhar. Karena kepintarannya, ia diutus oleh Muhammad Ali ke Paris guna mendalami bahasa asing dan mempertajam wawasan keagamaan dengan mengkaji teks-teks modern.
Beliau sangat berjasa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan di Mesir karena menguasai berbagai bahasa asing dan berhasil mendirikan sekolah penerjemahan dan menjadikan bahasa asing tertentu sebagai pelajaran wajib di sekolah.
3.    Muhammad Abduh
Muhammad Abduh lahir di Mesir pada tahun 1849. ayahnya berasal dari Turki, sedangkan ibunya keturunan Arab.
Abduh adalah salah seorang murid Afgani. Beliau sangat terkenal khususnya dalam bidang pemikiran rasional sehingga digelar New Muttazilah. Namun demikian, beliau tidak ketinggalan dalam bidang pendidikan, bahkan setelah menamatkan studinya di al-Azhar pada tahun 1877, beliau mengajar di berbagai tempat termasuk di almamaternya sendiri.
4.    Rasyid Ridha
Ridha adalah murid Muhammad Abduh yang terdekat. Ia lahir pada tahun 1865 di al-Qalamun (Libanon). Menurut keterangan, ia berasal dari keturunan al-Husain, cucu Nabi saw. Oleh karena itu, ia bergelar “al-Sayyid” di depan namanya.
Rasyid Ridha sangat terkenal bersama dengan Abduh (gurunya) menerbitkan majalah al-Manar  yang kemudian menjadi sebuah tafsir modern yang bernama Tafsir al-Manar.
5.    Jamaluddin al-Afgany
Beliau lahir di As’adabad, dekat kota Kan’an di Kabul Afganistan pada tahun 1813 M. dan meninggal di Istambul pada tahun 1887 M. Nama lengkapnya adalah Sayyid Jamaluddin al-Afgani ibn Safar. Ia adalah keturunan Sayyid Ali al-Turmudzi. Jika ditelusuri keturunannya, maka berasal dari Husain ibn Ali ibn Abi Thalib. Hal ini tercermin dari gelar Sayyid yang disandangnya.
Afgany terkenal sebagai muballig kondang dan suka berpindah dari satu daerah ke daerah lainnya untuk membangkitkan semangat umat Islam untuk bangkit melawan penjajah Barat secara bersatu. Salah satu idenya yang sangat terkenal adalah Pan Islamisme. Oleh karena itu, beliau lebih dikenal sebagai tokoh pembaharu di bidang politik dibandingkan pembaharu di bidang pendidikan.
6.    Ali Mubarak
Beliau lahir di Bamabal, sebuah desa di Delta Sungai Nil pada tahun 1823 M. dan meninggal di Kairo pada tahun 1893 M.
Beliau dipandang sebagai pelopor pendidikan modern di Mesir, karena mampu memadukan antara pendidikan yang berazaskan Islam dengan pendidikan Barat yang diperolehnya ketika belajar di Prancis.
7.    Thaha Husain
Ia lahir di Magagah Masir pada tahun 1889 M. dan wafat pada tahun 1973 M. Sejak umur 6 tahun beliau menderita penyakit Opthalmiah, yang menyebabkan kebutaan sepanjang hidupnya. Namun demikian, tidak terhalang menuntut ilmu pengetahuan.
Beliau sangat berhasil dalam bidang pendidikan. Terbukti setelah selesai di al-Azhar, kemudian ke Prancis untuk memperdalam ilmu pengetahuannya. Dan sekembalinya di Mesir, beliau diangkat menjadi pejabat penting dalam pemerintahan khususnya dalam urusan kementerian pendidikan.
B.    Tujuan Pendidikan Di Mesir

•    Menyiapkan dan mengembangkan warga Mesir dengan cara yang akan membantu mereka untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat yang berubah modern untuk menghadapi tantangan terbarukan, selain memungkinkan mereka untuk memahami dimensi religius, nasional, dan budaya dari identitas mereka.
•    Memberikan masyarakat dengan warga negara yang telah menguasai keterampilan ilmiah dasar, dengan penekanan khusus pada keterampilan membaca, menulis, berhitung, dan disiplin ilmu-ilmu masa depan (sains, matematika, dan bahasa).
•    Menyediakan warga dengan pengetahuan dasar penting kemampuan analisis, berpikir kritis, keterampilan ilmiah, dan keterampilan pemecahan masalah yang dapat memungkinkan mereka untuk merespon tuntutan terus-menerus dan menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.


C.    Sistem Pendidikan  Di Mesir
Republik ini melaksanakan dua sistem iaitu Sistem Pendidikan Kebangsaan dan Sistem Pendidikan Al-Azhar.
1.    Sistem Pendidikan Kebangsaan
Di bawah sistem ini, persekolahan peringkat rendah dan menengah ditadbir oleh Kementerian Pelajaran dan peringkat persekolahan tinggi ditadbir oleh Kementerian Pelajaran Tinggi. Tempoh pengajian di bawah sistem ini adalah seperti berikut:
1.    Peringkat Rendah (ibtidai) : 6 tahun
2.    Peringkat Men. Rendah (i'dadi) : 3 tahun
3.    Peringkat Men. Atas (thanawi) : 3 tahun
4.    Peringkat Universiti (jamiah) : 4-6 tahun
Terdapat sebelas buah universiti di bawah Sistem Pendidikan Kebangsaan yaitu:
1.    Universiti Kaherah
2.    Universiti Ain Shams
3.    Universiti Al-Menia
4.    Universiti Mansourah
5.    Universiti Helwan
6.    Universiti Terusan Suez
7.    Universiti Iskandariah
8.    Universiti Asyut
9.    Universiti Tanta
10.    Universiti Zaqaziq
11.    Universiti Al-Manoufia

2.    Sistem Pendidikan Al-Azhar
Semua pusat pengajian Al-Azhar dari peringkat rendah hingga peringkat tinggi terletak di bawah pentadbiran Majlis Tertinggi Al-Azhar yang dipengerusikan oleh Syeikh Al-Azhar. Tempoh pengajian di bawah sistem ini adalah seperti berikut:
1.    Peringkat Rendah (ibtidai) : 6 tahun
2.    Peringkat Men Rendah (l'daadi) : 3 tahun
3.    Peringkat Men Atas (thanawi) : 4 tahun
4.    Peringkat Universiti (jami'ah) : 4-6 tahun
Mulai sesi 1992/1993, pihak Universiti Al-Azhar mula menghantar sebahagian pelajar-pelajar Malaysia ke tujuh buah cawangannya di luar Kaherah yaitu Iskandariah, Damanhur, Tanta, Mansourah, Zaqazik, Shibin El-Kom, dan Dumyat.
Pihak universiti ini turut mengadakan fakulti yang berasingan di antara pelajar lelaki dan pelajar perempuan.
Sistem pendidikan Mesir, baik sekolah negeri maupun Al-Azhar, dan pendidikan swasta lainnya, memang mewajibkan pelajar Muslim untuk menghafal Al-Quran. Selain itu, pengajian di mesjid-mesjid bagi jamaah, khususnya anak-anak sekolah juga berperan penting untuk mendorong warga menghafal Al-Quran, kata Menteri Zakzouk, yang juga mantan dekan fakultas teologi Universitas Al-Azhar tersebut.
Sistem pendidikan di Mesir, sejak taman kanak-kanak sudah diwajibkan menghafal Al-Quran. Di Universitas Al-Azhar, misalnya, bagi mahasiswa Mesir program S-1 diwajibkan menghafal 15 juz (setengah) Al-Quran, program S-2 diwajibkan menghafal seluruh Al-Quran. Adapun program S-3, tinggal diuji hafalan sebelumnya
Kewajiban hafal Al-Quran ini tidak berlaku bagi mahasiswa asing non-Arab, di mana program S-1 diringankan, yaitu hanya diwajibkan hafal delapan juz Al-Quran, dan program S-2 sebanyak 15 juz Al-Quran, sementara program S-3 baru diwajibkan hafal seluruh Al-Quran.
Sementara itu, Pemerintah Mesir dilaporkan setiap tahun mengalokasikan dana khusus sebesar 25 juta dolar AS (1,2 miliar pound Mesir) untuk penghargaan bagi penghafal Al-Quran. Penghargaan itu diberikan setiap peringatan hari-hari Besar Islam bagi pemenang hifzul (penghafal) Al-Quran, berupa uang tunai maupun dalam bentuk beasiswa dan tunjangan hidup.
Sudah menjadi tradisi di negeri Seribu Menara itu, perlombaan hafal Al-Quran di setiap hari-hari besar Islam dilakukan secara serentak dari tingkat pusat hingga ke daerah-daerah.
Pada peringatan Lailatul Qadar pekan depan di Kairo yang diadakan Kementerian Waqaf, Presiden Mesir Hosni Mubarak dijadwalkan akan menyerahkan penghargaan kepada para pemenang musabaqah hifzil Quran (MHQ) tingkat nasional dan internasional
Di Mesir, perlombaan hafal Al-Quran atau, musabaqah hifzil Quran memang lebih menonjol, ketimbang musabaqah tilawatil Quran (MTQ) yang mengutamakan bacaan, suara, dan lagu.



D.    ISU PENDIDIKAN DI MESIR
Menteri Pendidikan Mesir Ahmed Zaki Badr mengumumkan rencana perubahan kurikulum pendidikan agama dari tingkat sekolah dasar sampai sekolah menengah atas, mulai tahun akademik 2011/2012.
Menteri pendidikan Mesir dalam sebuah konferensi pers bersama Prof. Dr Ali Gomaa, Mufti Republik Mesir, pada Senin (2010/04/27) di kantor Dewan Pendidikan menyatakan bahwa proses perubahan buku-buku agama Islam dimaksudkan untuk "pemurnian" kurikulum agama dari ide-ide yang dapat dipahami memusuhi pihak lain dan mengisolasi diri dari masyarakat.
Badr menekankan bahwa perubahan tersebut akan tunduk pada standar pendidikan Mesir, bukan asing.
Dia juga menekankan bahwa panitia bersama antara Departemen Pendidikan dan Daar al-Ifta' akan mengembangkan buku untuk siswa dan buku untuk materi pelatihan para guru yang akan mengajarkan kurikulum baru ini.
Badr juga mengungkapkan bahwa kementerian pendidikan akan menetapkan sebuah mata pelajaran baru, yakni Pendidikan Etika.
Dia juga menyatakan bahwa Mufti akan bertugas mengembangkan kurikulum mata pelajaran baru tersebut.Kriteria yang ditetapkan Mufti wajib ditaati Kementerian Pendidikan dalam proses pengembangannya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sejarah pendidikan di mesir ditandai dengan kedatangan Napoleon Bonaparte menguasai Mesir sejak tahun 1798 M. Kehadiran Napoleon Bonaparte di samping membawa pasukan yang kuat, juga membawa para ilmuwan dengan seperangkat peralatan ilmiah untuk mengadakan penelitian.
Tokoh pembaharuan pendidikan di mesir adalah: Muhammad Ali Pasya, At Tahtawi, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, Jamaludin Al Afgani, Ali Mubarak, Thaha Husien
Tujuan pendidikan di Mesir adalah Menyiapkan dan mengembangkan warga Mesir dengan cara yang akan membantu mereka untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat yang berubah modern untuk menghadapi tantangan terbarukan, selain memungkinkan mereka untuk memahami dimensi religius, nasional, dan budaya dari identitas mereka. Sistem pendidikan di mesir mempunyai 2 sistem yaitu Kebangsaan Dan Al-Azhar

Sejarah Pendidikan dan Ruang Lingkupnya

BAB II
SEJARAH PENDIDIKAN DAN RUANG LINGKUPNYA


A. Pengertian Sejarah dan Sejarah Pendidikan
    Secara etimologis kata “sejarah’ dalam bahasa Arab disebut “tarikh, sirah atau ilm tarikh”, yang berarti ketentuan masa atau waktu, sedang ilmu tarikh berarti ilmu yang mengandung atau membahas penyebutan peristiwa atau kejadian, masa atau terjadinya peristiwa, dan sebab-sebab terjadinya peristiwa tersebut (Ma’luf, 1968 : 8). Sedang dalam Bahasa Inggris sejarah disebut “history” yang berarti uraian secara tertib tentang kejadian-kejadian masa lampau (orderly description of past event).
Sejarah sebagai cabang ilmu pengetahuan mengungkapkan peristiwa masa silam, baik peristiwa politik, sosial maupun ekonomi pada suatu negara atau bangsa, benua atau dunia (Hornby, 1983 : 405).   
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, sejarah berarti silsilah, asal usul (keturunan), kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau, sedangkan ilmu sejarah adalah pengetahuan atau uraian tentang peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang benar-benar terjadi di masa lampau (Depdikbud RI, 1988 : 794).
Sedangkan secara terminologis, sejarah sering diartikan sebagai sejumlah keadaan dan peristiwa yang terjadi di masa lampau, dan benar-benar terjadi pada diri individu dan masyarakat, sebagaimana terjadi pada kenyataan-kenyataan alam dan manusia (Wahab, 1984 : 82). Sejarah adalah catatan peristiwa – peristiwa yang terjadi pada masa lampau (events in the past). Dalam pengertian yang lebih seksama sejarah adalah kisah dan peristiwa masa lampau umat manusia. Namun demikian, kajian sejarah masih terlalu luas lingkupnya sehingga menuntut pembatasan lagi. Oleh karena itu sejarah haruslah diartikan sebagai tindakan manusia dalam jangka waktu tertentu pada masa lampau yang dilakukan di tempat tertentu.
Menurut Sayyid Quthub (1984 : 18) sejarah bukanlah peristiwa-peristiwa, melainkan tafsiran peristiwa-peristiwa, dan pengertian mengenai hubungan-hubungan nyata dan tidak nyata, yang menjalin seluruh bagian serta memberikan dinamisme dalam waktu dan tempat.
Sejarah mencakup perjalanan hidup manusia dalam mengisi perkembangan dunia dari masa ke masa. Setiap sejarah mempunyai arti dan bernilai, sehingga manusia dapat membuat sejarah sendiri dan sejarah pun membentuk manusia. Menggunakan sejarah sebagai bahan hidup akan menimbulkan bermacam analisa dalam suasana budaya  sejarah tersebut.
Sejarah itu kembali berulang membawa peristiwa lama dan sama. Sejarah mempunyai arti dan memberi arti di mana manusia itu bagaikan dunia yang berputar di sekeliling dirinya sendiri. Sejarah ditulis dijadikan sebagai gambaran atau sebagai guru yang memberikan penuntun. Adakalanya sejarah merupakan laporan, teguran, yang lembut dank eras bagi ummat manusia yang membacanya, jadi sesuatu yang mengecewakan atau merugikan agar tidak terulang lagi. Oleh karenanya hendaknya diinterpretasikan sejarah tersebut ke dalam zaman sekarang apakah sesuai atau tidak sebagai bahan pertimbangan untuk berpegang pada sejarah.

B. Objek dan Metode Sejarah Pendidikan
    Sejarah Pendidikan mempunyai objek yakni mencakup fakta-fakta yang berhubungan dengan perkembangan dan pertumbuhan pendidikan baik formal, informal, maupun nonformal.
Sebagai cabang ilmu pengetahuan, objek Sejarah Pendidikan pada umumnya tidak terlalu jauh berbeda dengan objek sejarah pendidikan sepeti sifat yang dimilikinya (Hasbullah, 1995 : 9). Oleh sebab itu fungsi dari pendidikan adalah sebagai objek dan subjek. Maksudnya sebagai objek adalah aktivitas dari pendidikan itu sendiri menjadi bahan telahaan, sedang sebagai subjek adalah keberhasilan atau tujuan yang akan dicapai oleh pendidikan tersebut. Sejarah mencakup segala hal yang dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami oleh manusia.

Dalam rangka penggalian maupun penulisan Sejarah Pendidikan ada beberapa macam metode yang dapat digunakan. Dalam penggalian sejarah pada umumnya menggunakan metode lisan, observasi, dan documenter.

1. Metode Lisan
Dengan metode ini pelacakan suatu objek sejarah dengan menggunakan interview. Metode interview atau wawancara disebut juga metode kuesioner lisan karena terjadilah suatu dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara (interviewee).

2. Metode observasi
Dalam hal ini objek sejarah diamati secara langsung. Sebelum penelitian dimulai atau pertama kali terjun ke lapangan maka metode observasi sangat penting untuk digunakan dalam sebuah penelitian. Metode observasi merupakan metode pengumpulan data yakni penyelidikan yang dijalankan secara sistematis dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indera terhadap kejadian yang langsung bias ditangkap. Jadi metode observasi adalah metode penelitian dengan pengalaman yang dicatat dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki.

3. Metode documenter
Metode ini berusaha mempelajari secara cermat dan mendalam segala catatan atau dokumen tertulis. Metode dokumentasi merupakan metode pengumpulan data yang dipakai untuk mengetahui data yang dapat dilihat secara langsung.l sebagai laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri dari penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa dan sengaja menyimpan keterangan-keterangan tertentu atau catatan-catatan. Metode ini sangat efektif dan efisien dalam penggunaan waktu dan tenaga karena cukup dengan melihat catatan yang telah ada.

Khusus untuk penulisan Sejarah Pendidikan Islam, metode-metode lain yang dapat digunakan diantaranya adalah metode deskriptif, metode komparatif, dan metode analisis sintetis.

4. Metode deskriptif
Dengan metode ini ditunjukkan untuk menggambarkan adanya pendidikan Islami tersebut, maksudnya ajaran Islam sebagai agama samawi yang dibawa Nabi Muhammad yang berhubungan dengan pendidikan diuraikan sebagaimana adanya, dengan tujuan untuk memahami makna yang terkandung dalam sejarah tersebut.

5. Metode komperatif
Metode ini merupakan metode yang berusaha membandingkan sebuah perkembangan pendidikan Islam dengan lembaga-lembaga islam lainnya. Melalui metode inidimaksudkan bahwa ajaran-ajaran Islam tersebut dikomparasikan dengan fakta-fakta yang terjadi dan mengetahui adanya persamaan dan perbedaan dalam suatu permasalahan tertentu, sehingga demikian diketahui pula adanya garis tertentu yang menghubungkan pendidikan Islam dengan pendidikan yang dibandingkan.

6. Metode analisis sintetis
Metode ini dilakukan dengan melihat sosok pendidikan Islam secara lebih kritis, ada analisis dan bahasan yang luas serta ada kesimpulan spesifik. Dengan begitu akan tampak adanya kelebihan dan kekhasan pendidikan Islam. Hal itu akan lebih jelas dengan adanya pendekatan sintetis yang dimaksudkan untuk memperoleh kesimpulan yang diambil guna memperoleh satu keutuhan dan kelengkapan kerangka pencapaian tujuan serta manfaat penulisan Sejarah Pendidikan Islam.

C. Hubungan Sejarah Pendidikan dengan Ilmu-ilmu Lain
Sejarah Pendidikan bukanlah ilmu yang berdiri sendiri, sejarah pendidikan merupakan uraian yang sistematis daripada segala sesuatu yang telah dipikirkan dan dikerjakan dalam lapangan pendidikan pada waktu yang telah lampau. Sejarah pendidikan menguraikan perkembangan pendidikan dari dahulu hingga sekarang (Djumhur, 1979 : 1). Oleh sebab itu, Sejarah pendidikan erat kaitannya dengan ilmu-ilmu lain, diantaranya :

1. Sosiologi
Dapat kita saksikan bahwa interaksi yang terjadi, baik antara individu maupun antar golongan, dimana dalam hal ini menimbulkan suatu dinamika. Dinamika dan perubahan tersebut bermuara pada terjadinya mobilitas social, yang kesemuanya berpengaruh pada suatu system pendidikan serta berbagai kebijakan pendidikan yang dijalankan pada suatu masa ;
Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi memiliki lapangan penyelidikan, sudut pandangan, metode, dan susunan pengetahuan. Pada dasarnya sosiologi dapat dibedakan kepada dua, pertama sosiologi umum yaitu sosiologi yang tugasnya menyelidiki gejala sosio-kultural secara umum, kedua sosiologi khusus yaitu pengkhususan dari sosiologi umum yang tugasnya menyelidiki suatu aspek kehidupan sosio-kultural secara mendalam termasuk dalam hal ini sosiologi pendidikan (Vembriarto, 1990 : 4). Dengan demikian sosiologi pendidikan merupakan sosiologi khusus yang tugasnya menyelidiki struktur dan dinamika proses pendidikan.

2. Ilmu Sejarah
Karena ia membahas tentang perkembangan peristiwa-peristiwa atau kewajiban-kewajiban penting di masa lampau, dan juga dibahas segala ihwal “orang-orang besar” dalam struktur kekuasaan dan politik, karena umumnya orang-orang besar cukup dominan pengaruhnya dalam menentukan system, materi, dan tujuan pendidikan yang berlaku pada masa itu.
Dengan mempelajari Ilmu Sejarah kita dapat mengambil hikmah dari sebuah sejarah atau kejadian masa lalu jika ada nilai dan sisi positifnya untuk dikembangkan dalam kemodernan pendidikan, tetapi sebaliknya hal yang sudah tidak sesuai  dengan perkembangan zaman dijadikan sebuah pengetahuan belaka.

3. Sejarah kebudayaan
Sejarah pendidikan merupakan bagian dari sejarah kebudayaan ummat manusia, karena mendidik itu berarti pula suatu usaha untuk menyerahkan atau mewariskan kebudayaan. Dalam konteks ini pendidikan berarti pemindahan isi kebudayaan  untuk menyempurnakan segala kecakapan anak didik guna menghadapi persoalan-persoalan dan harapan-harapan kebudayaannya. Dalam konteks ini tentu saja tidak semua isi kebudayaan akan diwariskan kepada generasi mendatang, yang diserahkan hanyalah isi-isi kebudayaan yang sesuai dengan keadaan zaman dan tempat serta yang memenuhi kebutuhan manusia pada zamannya.

D.  Urgensi Mempelajari Sejarah Pendidikan
Sejarah yang membahas peristiwa-peristiwa masa lalu, hendaknya jangan sampai diremehkan dan dibiarkan lewat seiring dengan berlalunya waktu, sebab bagaimanapun sangatlah besar makna sejarah bagi kehidupan manusia. “Belajarlah dari sejarah”, adalah kata-kata yang sering kita dengar dan mempunyai makna sangat berarti. Sejarah mengandung kegunaan dan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia, sebab  sejarah mengandung dan menyimpan kekuatan yang dapat menimbulkan dinamisme dan melahirkan nilai-nilai baru bagi perkembangan kehidupan manusia.
Pada umumnya Sejarah Pendidikan bernilai bagi perkembangan kebudayaan, karenanya dengan mempelajari Sejarah Pendidikan berarti juga mempelajari kebudayaan. Akan tetapi bagi kaum pendidik, Sejarah Pendidikan mempunyai nilai khusus, karena :
1. Dengan mempelajari Sejarah Pendidikan kita memperoleh pengertian tentang fungsi pendidikan dalam keseluruhan kebudayaan ;
2. Sejarah Pendidikan mengajar kita untuk membedakan masa yang bernilai tinggi dengan yg tdk, sehingga kita terhindar dari tindakan2 yang salah dan sesat dalam melaksanakan usaha2 pendidikan ;
3. Sejarah Pendidikan memberi kita pegangan, sehingga tidak akan terjadi, bahwa kita akan selalu menganggap rendah hal2 yg sdh lama dan tinggi hal2 yg modern ;
4. Dengan mempelajari Sejarah Pendidikan kita akan sadar, bahwa pendidikan itu hendaknya disesuaikan atau diselaraskan dengan perubahan-perubahan dalam keadaan, ilmu pengetahuan dan teknik.
5. Sejarah Pendidikan menginsyafkan kita, bahwa pendidikan dan tugas pendidik sangat penting artinya.
6. Dengan mempelajari Sejarah Pendidikan kita akan memperoleh contoh-contoh pendidikan yang baik.

Dalam pada itu perlu kita perhatikan tiga hal :
a. Sejarah Pendidikan memberi pelajaran kepada kita, bahwa sejak dahulu kala banyak dalil-dalil pendidikan dikemukakan orang, yang kemudian dilupakan lagi. Tetapi juga kita sadari, bahwa ada kita jumpai kebenaran-kebenaran yang berlaku sepanjang masa dan yang besar sekali nilainya bagi perkembangan kebudayaan.
   Menyelidiki dan mengakui adanya kebenaran-kebenaran itu merupakan hasil yang sangat penting.
b. Hasil kedua adalah timbulnya pendapat, bahwa teori-teori pendidikan tidak dapat kita rumuskan dalam suatu rumus yang nilainya mutlak: berlaku untuk setiap waktu dan untuk tiap-tiap bangsa. Pendidikan itu berhubungan rapat sekali dengan pendirian-pendirian tentang filsafah, kepercayaan, pendirian politik, pendirian hidup yang selalu berubah. Pendidikan itu dipenuhi aliran-aliran maknawiah dalam suatu waktu tertentu.
c. Akhirnya kita lihat dalam Sejarah Pendidikan itu suatu garis yang menuju ke arah perkembangan, ke arah perbaikan dalam sistim pendidikan.








Media Pembelajaran

KOTAK RAHASIA

    Kotak rahasia adalah suatu permainan kata yang ditujukan untuk anak yang sudah dapat mengeja sebagai latihan membaca. Kotak ini dihias secara menarik, kemudian diisi dengan gambar atau miniatur objek.
    Label masing-masing miniatur atau gambar objek di tulis pada kertas (ukuran 5 cm x 7 cm) yang kemudian dilipat menjadi dua. Anak diminta memilih salah satu kertas yang terlipat , ncoba membacanya, menyebutkan dan mengambil miniature yang sesuai.
    Agar lebih menarik, kita buat permainan dengan tema tertentu. Misalnya, temanya adalah ‘di taman’, maka kumpulkan objek yang berkaitan, seperti daun dari plastik atau daun asli, batu kecil, biji-bijian, gambar berbagai serangga serta reptil yang dapat ditemukan di taman.
    Selain dengan permainan kotak ajaib ini, kita juga dapat mengajak anak belajar merangkai kata dengan menggunakan huruf yang dibuat dari kertas karton. Warna huruf vokal dan konsonan  di bedakan atas dua warna.
    Dalam permainan kita sebutkan nama objek secara jelas berulang dan ajak anak memperhatikan bunyi huruf. Untuk setiap bunyi yang didengar, anak diminta untuk mengambil huruf yang sesuai. Misalnya kata ‘gajah’.
    Jika ada huruf yang terlewatkan oleh anak, sebut nama objek sekali lagi dan tekankan bunyi yang terlewatkan. Kumpulkan berbagai objek dan simpan dalam ktak ajaib tadi.

Nah ini yang q jadikan pas ujian praktik final test mata kuliah Media Pembelajaran dan Alhamdulillah dapat nilai A. :)

Sunday, October 2, 2011

Smadav 2011 Rev. 8.7


Smadav 2011 Rev. 8.7 : Penambahan database 100 virus baru, Teknik pendeteksian baru (FFD) : pencegahan total untuk virus dari USB Flashdisk, Fitur bahasa inggris sudah bisa digunakan di Smadav Free, Perubahan struktur settings, dsb.
Download